1. Metode Garis Lurus ( Straight Line Metode )
Dalam metode ini penentuan besar penyusutan setiap tahun
selama umur ekonomis sama besar, sehingga jika dibuatkan
grafiknya terhadap waktu, dan akumulasi biaya akan berupa
garis lurus.
Contoh :
Mesin dengan harga poko Rp. 3.200.000, Nilai residu Rp. 200.000
Umur 5 tahun. Hitunglah proses aktiva tetapnya.(100%:5=20%)
Tahun 1 20% ( 3.200.000 - 200.000 ) = 600.000
Tahun 2 20% ( 3.200.000 - 200.000 ) = 600.000
Tahun 3 20% ( 3.200.000 - 200.000 ) = 600.000
Tahun 4 20% ( 3.200.000 - 200.000 ) = 600.000
Tahun 5 20% ( 3.200.000 - 200.000 ) = 600.000 +
Jumlah Penyusutan = 3.000.000
2. Satuan Unit / Produksi ( Unit of Production )
Pada metode ini penyusutan dihitung atas satuan unit produktif
selama masa umur ekonomisnya, dapat berupa jumlah barang yang
diproduksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian dan sebagainya.
Contoh :
Suatu mesin dengan harga pokok Rp.32.000.000,nilai residu
Rp. 2.000.000 digunakan selama 40.000 jam produksi setiap tahun, mesin
berproduksi sebagai berikut
Tahun 1 5.000 jam
Tahun 2 10.000 Jam
Tahun 3 8.000 Jam
Tahun 4 6.000 Jam
Tahun 5 9.000 Jam
Tahun 6 6.000 Jam
Diminta hitunglah Penyusutan aktiva tetap ?
Tahun | Lama Digunakan | Penyusutan |
1 | 5.000 Jam | 5.000/40.000 (32.000.000 – 2.000.000) = 3.750.000 |
2 | 10.000 Jam | 10.000/40.000 (32.000.000 – 2.000.000) = 7.500.000 |
3 | 8.000 Jam | 8.000/40.000 (32.000.000 - 2.000.000) = 6.000.000 |
4 | 6.000 Jam | 6.000/40.000 (32.000.000 - 2.000.000) = 4.500.000 |
5 | 9.000 Jam | 9.000/40.000 (32.000.000 - 2.000.000) = 6.750.000 |
6 | 6.000 Jam | 6.000/40.000 (32.000.000 - 2.000.000) =1.500.000 |
| 40.000 Jam | Jumlah Penyusutan Rp. 30.000.000 |
3. Metode Saldo Menurun ( Declining Balance )
Metode ini menetapkan penyusutan awal tahun dan berikutnya semakin
kecil. Perhitungan mengunakan presentase sebesar 2x perentase metode
garis lurus. Disini nilai residu tidak diperhitungkan.
Contoh :
Jika mesin yang seharga Rp. 32.000.000xditaksir umumnya 5 tahun.
Diminta Hitunglah proses penyusutannya.
Tahun 1 40% X 32.000.000 = 12.800.000
Tahun 2 40% X ( 32.000.000 - 12.800.000 ) = 7.680.000
Tahun 3 40% X ( 32.000.000 - 20.480.000 ) = 4.608.000
Tahun 4 40% X ( 32.000.000 - 25.088.000 ) = 2.764.000
Tahun 5 40% X ( 32.000.000 - 27.825.800 ) = 1.658.000 +
Rp. 29.511.680
Harga Pokok = 32.000.000
29.511.680 -
Rp. 2.488.320
Artinya Rp. 2.000.000 dimasukan ke nilai Residu
Rp. 488.320 dimasukkan ke tahun terakhir
4. Jumlah Angka - Angka Tahun ( Sum of The Year )
Penggunaan metode jumlah angka tahun menetapkan nilai
penyusutan semakin lama semakin kecil berdasarkan pada
perhitungan bahwa aktiva yang digunakan pada proses produksi
semakin lama semakin berkurang dalam menghasilkan produksi.
artikel yang lumayan bagus nih tentang penyusutan, aku ambil dikit ya buat bahan contoh penyusutan aktiva :)
BalasHapus